Sabtu, 06 April 2013

MENCARI PENGOBAT HATI


Berharap mentari menyapaku
Berharap rembulan menhampiriku
Ribuan rindu telah bersatu
Butiran cinta dan sayang pun beradu

Dimanakah tempatku mengadu
Tempat ku menyatakan cintaku
Cinta yang tulus hanya untukmu
Walau hanya sebuah angan yang akan berlalu

Mimpi memilikimu sudah jadi darah daging ku
Khayal mendapatkanmu tlah menjadi kebiasaanku
Walau semua selalu menjadi pilu
Tapi masih saja aku mencintaimu

Mungkin rasa ini sudah membeku
Mungkin cinta ini takkan bisa pergi dari hatiku
Meskipun aku tau ini akan selalu menjadi sendu
Tapi selalu saja aku rasa rindu

Aku memang tiada arti bagimu
Tiada apa apanya aku dimatamu
Sedetikpun kau tak kan pernah memikirkanku
Walau tak kau tau setiap detik aku memikirkanmu

Sekarang aku coba menghapus bayangmu
Menghapus harap ku padamu
Mengkapus cinta yang sia sia yang terus menyakitiku
Aku harap rasa ini sanggup berlalu

==============================================

Hanya maaf… maaf… dan maaf
Hanya kata… tanpa arti… tanpa makna
Terlalu datar… sangat wajar… tanpa perasaan
Tak ada ekspresi penyesalan… tak ada rasa bersalah
Mungkin tak sepenuh hati kau ucapkan maaf
Tak pernah tau sedalam apa lukaku
Tak pernah merasa bagaimana hancurnya aku
Kau pikir ini mudah…
Kau pikir ini gampang…
Tak pernahkah kau berpikir apa yang telah kau lakukan terhadapku??
Setelah kau kau hancurkan aku… setelah kau remukkan hatiku belum puaskah sehingga kau masih harus menyalahkanku… menuduhku… menghinaku
Dan sekarang dengan mudahnya kau ucapkan maaf… maaf
Menyesalkah kau??
Mungkin saat ini belum
Tapi suatu saat nanti pasti…


==============================================

Aku hanya aku yang terbelenggu dalam kisahku
kisah yang slalu mengingatkan aku padamu
kisah yang slalu membuatku menjatuhkan air mata
apakah kau tau aku disini ?
Aku yang terjatuh dalam kisahku sendiri
kisah bersamamu
kisah tentangmu
yang membuatku terpenjara dalam kelamnya cinta
aku sedih
aku terluka
atas sikapmu yang mencampakkan aku
atas pilihanmu . . .
Yang lebih memilih dia
dari pada aku
yang slalu ada saat kau terkuka
yang slalu ada saat kau sendiri
tapi inikah balasanmu ?
Atas semua tindakanku
apa aku salah ?
Memperlakukanmu seperti itu
lalu seperti apa yang kau inginkan ??
Apa aku harus mengejar senja yang terbenam
atau aku harus mengejar rembulan saat fajar menyingsing
apa kau ingin aku melakukan itu ?
Agar kau tau
betapa berharganya dirimu untuku . . .
Ya tuhan . . . .
Aku lelah dalam kisah ini
tak ada rasa penghargaan atas tindakanku padamu
apa yang harus aku lakukan agar kau berubah seperti dulu
seperti saat pertama aku mengenalmu
jujur aku merindukan sosok itu
sosok yang dingin
sangat-sangat dingin
sehingga membuat hatiku beku saat bersamanya
sosok yang selalu membuatku jengkel
tapi juga slalu membuatku tersenyum . .
Namun seakan sosok itu hilang darimu
seperti hilang dalam dinginnya malam
aku tak pernah tau mengapa sosok itu hilang darimu
namun sampai saat ini aku masih mencari sosok itu lagi pada dirimu

==============================================

Teruslah, teruskan kau menghujam sembilu di hatiku.
Terus saja kau menambah luka.
Belum puas setelah begitu banyak kau melukaiku, begitu sering menyakitiku, hingga sekarang menghancurkanku, kau masih saja menambah rasa sakit ini.

Mengapa kau tidak pernah menyadari rasa sakitku karenamu??
Mengapa kau tidak pernah merasakan apa yang aku rasakan karena kelakuanmu??

Masih punya perasaankah kau??
Masih punya hatikah kau??
Hatimu mungkin sudah membatu.

Atau mungkin sejak dulu kau tak pernah menggunakan hatimu untuk mencintaiku??
Dulu aku mengagumimu, membanggakanmu, melakukan semuanya untukmu, ternyata tak membuat hatimu tersentuh sedikitpun.
Kau tetaplah kejam.

Bahkan setelah inipun kau seakan tidak melihat hatiku yang sakit.
Luka ini belum kering dan kau sudah menambahnya lagi dan lagi.

Apa yang kau inginkan??
Membunuhku secara perlahan??
Silahkan kalau memang itu bisa membuatmu bahagia, bisa membuatmu puas…


==============================================

Diri ini memang bukan siapa-siapa
hanya makhluk biasa
dengan rintihan sebuah lara
yang tiada henti tuturkan delima
seratus delapan puluh derajat berbeda
seperti yang ku dahulu kala
yang hanya dapat memendam kata

karena….
apakah salah ku tuturkan semua
apakah seorang imam tak patut bersuara
apakah seorang ayah hanya pelengkap semata

aku memang tak berlimpah harta
aku orang biasa dengan elitnya bicara
tapi apakah itu membuat tak diterima???
begitu jugakah anak gembel denga majalah berita
koran dan segala info di dalamnya

atau si gembel itu juga…
yang tak pantas membawa
dan selayak kah membaca Kitab Suci kita
dengan kondisi serempangan tak sedap di mata



==============================================

Cercah senyum mengembang semu…
Saat kegersangan hidup menjelma…
Hadir ratap kesedihan…
Ranting ketegaran perlahan runtuh….
Langkah pasti lunglai seketika….
Lalu…..
Kuhayati baur rindu ini…
Ternyata tak mampu cairkan kebeku’an harapan ini….
Laksana berlayar kandas di tengah seberang…
Yang terlihat lambai dan berucap…
Selamatkanlah aku…
Sambutlah aku yang butuhkan titipan pasti dalam perasa’anku…


==============================================

Di saat cinta menyapa
Ku tak tau arti dari segalanya
Di saat cinta berdusta
Ku tak ingin menjabaninya
Ku tak ingin deraian air mata ini keluar sia-sia
Hanya untuk jiwa yang tak dapat menghargai cinta
Untuk raga yang nampak kokoh namun roboh
Nampak sempurna namun berdusta
Mungkin ku telah terdampar dalam samudramu
Ku telah terperosok di senandung kerikil batu
Ku telah terkurung dalam penjara cintamu
Yang tak sempurna namun begitu bermakna bagiku
Biarkan detik yang singkat ini
Kan jadi bingkaian cinta yang istimewa
Biarlah penghiyanatan ini
Kan jadi kenangan suram yang tak membekas dijiwa
Meskipun
Air mata ini selalu membasuhi pipiku
Namun…
Hatiku kan selalu ada untukmu
Di setiap senja kalbuku di kehidupan semumu

==============================================

Di saat cinta harus berakhir..
Hati ku serasa sakit,.
Pedih, dan serasa tertusuk duri kekecewa’an..

Tak ada yang mampu mengerti aku..
Tak ada seorang pun yang bisa mghiburku..

Di saat semua tak perdulikanku, namun ada air mata yang menemani dukaku..
Air mta yg sllu brsahabat dgn duka dan kpedihan..

Begitu tulus ku mencintai mu..
Namun kau hancur kan aku dengan akhir deraian air mata..

Terima kasih cinta..
Kau sempat warnai hari ku, meski semua kelabu..

Tangisku adalah kebahagia’anku..
Kebahagiaan mu adalah pendwritaan bagiku.



==============================================

Dulu, Dialah segalanya bagiku
Dulu, Dialah yang paling penting untukku
Dulu, Dialah yang selalu hadir menemani hari-hariku
Namun . . .
Kini, Dia bukan segalanya bagiku
Kini, Dia bukan orang yang paling penting di hidupku
Kini, Dia juga yang selalu menghantui hari-hariku saat dia t’lah pergi meninggalkanku
Rasa itu . . . Benci, sedih, dan kecewa
Jadi satu di benakku
Ingin rasanya aku berteriak
Ingin rasanya aku menangis
Menangis karenanya

Semua itu berlalu secepat kilat yang menyambar-nyambar
Hilang di telan waktu
Hilang di lahap bumu
Ataupun hilang karena ingin

Sedih jika mengingatnya
Apakah hanya sesingkat itu perjalanan cintaku
Apakah hanya kenangan pahit yang harus aku rasakan saat ini
Aku tak sanggup untuk mengingatnya
Air mataku selalu menetes, padahal tak ingin meneteskannya !
Mungkin dia bukan takdirku . . .

TANGISAN HATI YANG TERLUKA


#1
Sinaran matamu hadirkan luka
Tak akan pernah bisa terobati
kau tancapkan jarum di hatiku
Teramat sakit ku rasakan
Bintang tak akan pernah bersinar
Bila cinta berakhir pedih
Keindahan kini telah tertutup
Hanya gelap dan sakit
Kau bagi cintamu dengannya
Kau hancurkan tulusnya cintaku
Dimana janjimu dulu
Yang akan selalu setia padaku
Hancurlah sudah kini harapanku
Untuk selalu bisa bersamamu
Kau hancurkan mimpi kita
Yang terlahir dari cinta indah
#2
Aku tak percaya sekian lama kau tinggalkan ku
Tapi rasa itu tetap di hatiku
Bila cinta sampai disini semua takan pernah berarti
Kenangan terindah antara kau dan aku
Biar ku simpan semua tentang mu
Kan ku kubur dalam hatiku
Kan kusembuhkan luka untuk dirimu
Jangan lah kau hadir jika untuk meninggalkan ku
Hilang semua kasihmu biar semua berlalu
#3
Tiada lagi ku temui lembut sapamu
Kini semua terasa menyakitkan
Ada apakah gerangan
Adakah kesalahan yang telah kulakukan
Percumahkah pengorbanan ku
Tidak pernah kau perdulikan
Haruskah ku tahan air mata
Hingga tak bergulir di kelopak mata
Begitu rapuhkah cintamu
Mudah berubah tak menentu
Sulit ku tebak hatimu
Tak mampu mengerti maumu
Haruskah ku undur waktu
Hingga tak terasakan sakit hatiku
#4
Malam ini tertawa melihatku masih mengharapkanmu
Hatiku menangis ingin melepasmu
Namun begitu berat melakukannya ku tertegun berfikir
Agak ku salah melakukan hal ini
Inginku lepaskan semua beban dihatiku
Inginku pastikan bahwa aku adalah milikku
Namun jika aku mengingatmu
Entah mengapa bibirku terasa kaku
Ingin marah namun ku tak mampu
Ingin menangis namum ku malu
Beritau aku bagaimana caranya melupakanmu
Karena jujur ku tak tau bagaimana harus melupakanmu
#5
Terbuai aku dalam kehangatanmu
Terpaku aku dalam cengkramanmu
Tapi tak ku sangka kau permainkanku
Kau seakan lintah menghisap perlahan darahku
Kau hanya menganggapku sebgai pelampiasanmu semata
Akankah kau rasakan perihnya hatiku yang tersakiti
Aku akui kau sempurna dimataku
Tapi di balik kesempurnaanmu hatimu
Bagaikan duri yang menusukku secara perlahan
Tapi aku anggap ini semua mimpi terburukku
Aku tidak akan pernah putus asa
Kan ku jalani semua dengan tabah